Ingin Kembali Mengajar, Guru di Wamena Butuh Pemulihan Trauma

Ilustrasi - Guru mengajar - Dok CDN

WAMENA – Damaris, salah seorang guru sekolah dasar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengatakan, ingin kembali mengajar setelah peristiwa kerusuhan.

Namun, mereka juga membutuhkan pemulihan trauma. “Karena tugas, tanggung jawab. Sebenarnya belum siap mengajar, karena masih trauma,” kata Damaris yang mengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya, Minggu (6/10/2019).

Direncanakan, aktivitas belajar mengajar di Wamena akan kembali dimulai pada Senin (7/10/2019). Dan Damaris mengatakan, meski masih mengalami trauma, namun jika sudah diminta untuk kembali beraktivitas mengajar tentunya akan dilakukan agar pendidikan anak-anak tidak terhambat. “Kita buka sekolah tunggu anak-anak,” kata perempuan asal Toraja yang sudah mengajar di Wamena sejak 2005 tersebut.

Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos, Milly Mildawati, mengatakan, sangat wajar warga ketakutan karena baru mengalami kejadian traumatis. “Kami akan bertemu dan mengumpulkan guru-guru, karena bagaimanapun jika mereka akan kembali mengajar anak-anak, tentunya trauma mereka dulu yang harus dipulihkan,” kata Milly.

Kemensos memberikan Layanan Dukungan Psikososial kepada anak-anak dan orang dewasa yang terdampak kerusuhan Wamena. Kegiatan yang diberikan antara lain bermain, bernyanyi, menari untuk anak. Sementara untuk orang dewasa, berupa kegiatan percakapan sosial yang bertujuan memberikan ruang komunikasi, mendengarkan keluhan dan harapan mereka.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, mengatakan, sekolah akan kembali dimulai pada Senin (7/10/2019). Nantinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kemensos akan mendukung kembali aktivitas pendidikan di daerah itu. (Ant)

Lihat juga...