Saya senang kitab suci Alquran diawali dengan perintah Iqro yang artinya bacalah. Berarti Iqro itu peduli literasi, sesuatu hal yang saya senangi. Saya merepro salah satu prasasti Sukuh dengan huruf Jawa kuno tahun 1441 M pada selembar papan kayu.
Ingin saya tempel di dinding. Sebagai kenangan bahwa 600 tahun lalu di kampung halaman sudah ada tradisi menulis. Sebagai penanda bahwa sejak dulu nenek moyang memang telah menulis. Bergaul akrab dengan aksara.
Ada banyak prasasti bertebaran di bumi Nusantara ini. Dari sumber Wikipedia yang paling kuno ada Prasasti Mulawarman, atau Prasasti Kutai, sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Kutai.
Ada tujuh buah yupa yang memuat prasasti, namun baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Prasasti Yupa ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar 400 Masehi.
Prasasti Yupa dengan huruf Pallawa isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi dalam jumlah banyak.
Mulawarman disebutkan sebagai cucu Kudungga, dan anak dari Aswawarman. Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan Hindu di Indonesia.
Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti Ciaruteun dengan aksara Pallawa yang disusun dalam bahasa Sanskerta yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran serta laba-laba. Kerajaan Tarumanagara di daerah Jawa Barat ada tahun 358-455 M.