Sistem Pembayaran Nontunai Berikan Peluang Usaha di Lamsel
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
“Transaksi dominan pengendara kendaraan yang akan topup bahkan beli kartu perdana dan saldo uang elektronik sebelum masuk tol dan pelabuhan,” tutur Joni Efendi.
Penarikan uang tunai milik masyarakat disebutnya dominan dilakukan dengan sejumlah faktor. Faktor paling dominan diakuinya jarak mesin ATM cukup jauh dan kerap terjadi gangguan.
“Gangguan sistem error pada ATM membuat kartu tertelan membuat warga beralih ke ATM mini karena digesek,” ungkap Joni Efendi.

Pembayaran cashless juga dimanfaatkan oleh PT Hanmar Multi Talenta. Usaha penjualan kartu uang elektronik yang dipimpin oleh Marbun tersebut menjual kartu perdana dan isi ulang di sekitar pelabuhan. Kebutuhan yang meningkat bagi penumpang pejalan kaki membuat usaha tersebut menurut Marbun harus menyediakan saldo lebih dari Rp100juta per hari. Sebab dalam sehari transaksi bisa mencapai ratusan penumpang pejalan kaki, kendaraan.
Jumlah transaksi sangat ditentukan oleh jumlah konsumen yang akan menyeberang memakai kapal. Pada akhir pekan dan hari libur konter di loket pembelian tiket pejalan kaki dan kendaraan membludak.
Meski demikian peluang usaha tersebut juga dijalankan oleh sejumlah koperasi dan perseorangan yang membuka usaha di depan pintu pelabuhan Bakauheni. Sistem pembayaran cashless diakuinya sekaligus menjadi sumber lapangan kerja baru bagi masyarakat.