Sistem Pembayaran Nontunai Berikan Peluang Usaha di Lamsel
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Penerapan sistem pembayaran nontunai (cashless) di jalan tol dan pelabuhan penyeberangan di Lampung Selatan (Lamsel) menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat setempat. Dengan pemberlakuan sistem tersebut, pengguna jasa diharuskan memiliki uang elektronik.
Indah Wahyuni, pemilik alat Electronic Data Capture (EDC) di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang menyebutkan, sejak operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Januari 2018 dan penerapan pembayaran cashless di pelabuhan Bakauheni pada Agustus 2018 terjadi peningkatan pada penjualan kartu perdana, isi ulang (topup) saldo uang elektronik.
“Perkembangan zaman dengan penggunaan uang elektronik menjadi peluang bagi usaha warung yang saya miliki dengan memiliki alat EDC, akhirnya bisa melayani berbagai jenis transaksi keuangan di pedesaan,” ungkap Indah Wahyuni saat dikonfirmasi Cendana News, Selasa (17/9/2019).
Transaksi harian alat EDC yang dimilikinya naik dua kali lipat dibandingkan sebelum ada sistem cashless. Sejumlah warga yang akan melintas melalui jalan tol, menyeberang memakai kapal laut kerap membeli uang elektronik.
Sehari jumlah transaksi yang tercatat menurutnya bisa mencapai 50 kali. Transaksi yang dilakukan meliputi transfer uang tunai, penarikan tunai, top up uang elektronik. Biaya transaksi dibebankan kepada konsumen. Dengan biaya per transaksi Rp5.000 saja ia bisa mendapat omzet ratusan ribu per hari.
Warga lain yang mendapat berkah sistem pembayaran cashless di antaranya Joni Efendi. Tinggal di Jalan Lintas Sumatera desa Banjarmasin dekat gerbang tol Bakauheni Utara membuat lokasinya strategis. Usaha yang dimiliki cukup dikenal dengan sebutan ATM Mini meski alat yang digunakan merupakan EDC. Bekerjasama dengan bank pemerintah, ia mampu melayani lebih dari 100 transaksi per hari.