Irigasi Lancar, Petani Penengahan Peroleh Hasil Maksimal Kala Kemarau

Suprianti,salah satu petani padi varietas Ciherang di Desa Ruang Tengah Kecamatan Penengahan menghalau hama burung pipit pada lahan sawah miliknya, Kamis ( 5/9/2019). -Foto: Henk Widi

Meski mendapat serangan hama burung pipit, Suprianti mengaku ia masih tetap bisa mendapatkan hasil maksimal. Sesuai dengan hasil panen tahun sebelumnya pada lahan setengah hektare ia bisa memanen sekitar 4 ton gabah kering panen (GKP).

Saat musim tanam gadu dengan sedikitnya petani menanam padi ikut mendongkrak harga. GKP di tingkat petani saat ini mencapai Rp4.800 perkilogram atau Rp480ribu perkuintal.”Berapapun hasilnya masih menguntungkan karena sebagian petani justru mengalami gagal panen saa musim tanam gadu tahun ini” papar Suprianti.

Pemilik lahan sawah lain bernama Nurkholis warga Desa Kelaten menyebut musim gadu kualitas gabah cukup bagus. Ia mengaku menjemur padi IR 64 memanfaatkan sinar matahari untuk mendapatkan gabah kering giling (GKG) yang baik. Hasil panen yang bagus menurutnya akan disimpan sebagai stok hingga panen berikutnya. Sebab selama kemarau berimbas harga beras mulai naik.

“Daripada membeli beras saya simpan hasil panen padi dalam kondisi GKG yang bisa saya giling sewaktu waktu,”ungkap Nurkholis.

Beras hasil panen musim gadu menurutnya memiliki kualitas yang bagus. Berkadar air rendah membuat gabah akan mudah digiling dengan kualitas beras yang bagus. Faktor ketersediaan air cukup pada lahan irigasi menurut Nurkholis membuat ia masih bisa panen saat musim gadu. Meski mengalami penurunan akibat hama burung, ia memastikan kualitas padi yang dipanen lebih baik daripada musim rendengan.

Lihat juga...