Irigasi Lancar, Petani Penengahan Peroleh Hasil Maksimal Kala Kemarau

LAMPUNG — Pasokan air irigasi lancar pada sebagian lahan pertanian di Lampung Selatan (Lamsel) jadi berkah petani kala musim kemarau atau gadu.

Suprianti, petani padi varietas Ciherang menyebut infrastruktur irigasi bersumber dari daerah irigasi (DI) Way Asahan mengalir lancar ke sawahnya. Dialirkan melalui saluran primer, sekunder ke tersier melalui siring permanen ia masih menggarap lahan saat musim gadu.

Daerah irigasi Way Asahan disebutnya cukup membantu petani yang mengandalkan air dari Gunung Rajabasa. Kala sejumlah lahan pertanian kering, puluhan hektare lahan di Dusun Pahabung, Desa Ruang Tengah masih bisa ditanami padi.

Saat masa tanam gadu Supriati menyebut kualitas padi yang dihasilkan lebih baik. Bulir padi yang bernas faktor lancarnya air, aplikasi pupuk tepat.

Memasuki usia sekitar 100 hari, ia memastikan dalam waktu dua pekan mendatang padi miliknya akan dipanen. Meski masih bisa menanam, imbas wilayah lain kekeringan hama burung pipit menyerang. Hama burung pipit diakuinya menyerang sejak masa berbulir hingga menguning. Upaya meminimalisir kerugian akibat burung pipit dilakukan dengan menjaga sawah sejak pagi hingga sore.

“Lahan sawah di wilayah kami bisa digarap rata rata setahun tiga kali sehingga masa tanam penghujan atau rendengan dan gadu bisa tetap ditanami karena irigasi lancar dari Way Asahan,” ungkap Suprianti saat ditemui Cendana News, Kamis (5/9/2019).

Suprianti menyebut petani di hamparan seluas puluhan hektare tergabung dalam perkumpulan petani pengguna air (P3A). Melalui distribusi air yang merata dan lancar petani di wilayah tersebut melakukan penanaman padi tanpa jeda. Sesuai panen sebagian petani bahkan melanjutkan proses pengolahan lahan. Sebab limbah jerami padi saat kemarau sudah dibersihkan oleh pemilik ternak sapi,kerbau sebagai pakan.

Lihat juga...