Diskusi Buku dan Pameran 50 Inisiatif Pak Harto untuk Indonesia dan Dunia
Editor: Mahadeva

BOGOR – Diskusi buku dan pameran 50 Inisiatif Pak Harto, menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan ber-Bhinneka berbangsa dan bernegara. Inisiatif Pak Harto diartikan sebagai kemampuan Pak Harto menghadirkan dan memastikan gagasan, pemikiran, bahkan tindakan.
Meskipun gagasan tersebut mengandung konsekuensi. Namun semuanya dapat diwujudkan untuk pencapaian tertentu atau mengatasi masalah tertentu (utamanya masalah kehidupan berbangsa dan bernegara).
Mahpudi, penulis buku 50 inisiatif Pak Harto menyampaikan, ketertarikan dirinya akan sosok Soeharto, justru ketika Soeharto lengser. Sementara saat kuliah, Mahpudi mengambil studi tentang pembangunan. Didalam studi pembangunan terdapat kajian strategi pembangunan. Dan ketika berbicara tentang strategi pembangunan, Dirinya mencari model-model strategi pembangunan seperti apa yang berkembang di dunia.
Pencarian model strategi pembangunan tidak banyak ditemukan, meskipun kajian-kajian model yang berbasis pada kapitalisme, liberalisme, pada sosialisme, sangat terbuka. Ketika mencermati kasus di Indonesia, didapati strategi-strategi pembangunan dari Pak Harto yang lebih komprehensif, lebih sesuai untuk bangsa Indonesia.
“Dari situlah saya mendalami, dan banyak berkenalan dengan pemikiran-pemikiran, yang pada akhirnya saya tuangkan dalam buku 50 inisiatif pak Harto ini ,” ujar Mahpudi dalam Diskusi buku dan pameran 50 Inisiatif Pak Harto, di gedung Galeri Kebangsaan Museum Kepresidenan, Bogor, Kamis (19/09/2019).
Menurutnya, strategi pembangunan, studi pembangunan, sangat beririsan erat dengan sejarah. Setiap manusia memiliki kesempatan dan memiliki kontribusi terhadap peradaban. Namun, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita memiliki sejumlah presiden yang masing-masing mempunyai kontribusi terhadap peradaban tersebut.