Cegah ‘Stunting’ dengan ASI dan Makanan Bergizi

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Upaya penurunan angka stunting atau kekerdilan pada anak merupakan sebuah investasi jangka panjang. Pemerintah terus menggalakkannya agar generasi emas di masa datang dapat terwujud.

Untuk itu peran semua pihak sangat penting. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan salah satu cara dalam mencegah stunting sejak dini.

Tahun 2015 angka stunting di Kabupaten Sikka mencapai 40,1 persen dan menurun hingga mencapai 29,1 persen di tahun 2017.Mau

“Sejak bulan Januari sampai Juni tahun 2019 jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Sikka sebanyak 114 kasus,” kata Maria Cahyani Indong, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sikka, Jumat (6/9/2019).

Dalam acara sosialisasi dan advokasi program Kesmas dalam rangka pekan ASI sedunia 2019 tingkatkan ÀSI Poi demi Sikka bebas stunting, Maria mengatakan, kasus balita kurus sejak bulan Januari sampai Juni tahun 2019 mencapai 986 kasus.

Menurut sistem aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) kondisi stunting di kabupaten Sikka hingga bulan Januari tahun 2019 mencapai 23,5 persen.

“Jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 36,1 persen di bulan Agustus tahun 2019. Kasus tertinggi terdapat di Puskesmas Watubaing di kecamatan Talibura yang mencapai 55,3 persen,” jelasnya.

Menurut Maria, penyebab stunting di Kabupaten Sikka multi dimensi. Dirinya menyebutkan, stunting terjadi karena praktek pengasuhan yang tidak baik selama ini.

Selain itu, juga akibat dari terbatasnya layanan ANC, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas. Juga akibat kurangnya akses ke makanan bergizi serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Lihat juga...