BEM Sumbar Tuntut Gubernur Beri Peringatan Keras Pembakar Hutan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

PADANG – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatra Barat melanjutkan demonstrasi hari ke-2, untuk menuntut penyelesaian masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ada disejumlah daerah di Sumatera Barat.

Mahasiswa melakukan orasi di halaman kantor gubernur sejak pukul 13.00 WIB hingga waktu Asar hari ini. Mereka tidak hanya berorasi menyampaikan aspirasinya di halaman kantor, namun juga menginginkan bertemu gubernur menemui para unjuk rasa yang berada di luar gedung.

Namun keinginan itu tidak dipenuhi, sehingga membuat massa memaksa masuk ke ruang kerja gubernur.

“Kami ingin bertemu gubernur, bukan perwakilannya. Kemarin waktu demo kita dijanjikan akan bertemu. Karena kami ingin menyampaikan langsung aspirasi kami,” ujar juru bicara mahasiswa yang juga Presiden Mahasiswa UNP, Indra Kurniawan Rezki, Rabu (18/9/2019).

Selain ingin bertemu dengan pemimpin tertinggi di Sumatera Barat, demonstran juga menuntut gubernur memberikan peringatan keras kepada korporasi yang membakar hutan. Sebab, hutan tidak hanya memakan korban manusia saja namun juga tumbuhan dan hewan.

Menurutnya, sudah seharusnya gubernur menemui para mahasiswa di Sumatera Barat, karena selama mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa, Gubernur Irwan Prayitno tidak pernah menemui para mahasiswa.

“Kita tidak ingin hutan di Sumatera Barat ini sama dengan hutan di Riau dan Kalimantan yang saat ini terjadi karhutla,” katanya.

Kemudian, sejak kejadian karhutla di provinsi tetangga juga berdampak kepada udara di Sumatera Barat, meskipun disebutkan masih aman. Sampai kini tidak melihat birunya langit Sumatera Barat yang tertutupi asap.

Lihat juga...