Dibanding Bangkok, Beternak Ayam Burma Lebih Untung

Editor: Koko Triarko

Untuk pakan anakan usia menetas hingga 3 bulan, Ari mengaku biasa memberikan jenis pakan kering berupa BR, yang dicampur susu bubuk tanpa dicampur air. Sementara anakan usia 3-6 bulan pakan diberikan dalam bentuk basah. Yakni BR yang dicampur nasi, dan sedikit air. Sedangkan anakan ayam usia 6 bulan ke atas, pakan tambahan wajib diberikan berupa jagung giling, kacang hijau dan voor.

Pakan tambahan ini biasa diberikan, agar ayam memiliki bentuk tubuh yang siap untuk kontes maupun bertarung. Bahkan tak jarang, menginjak usia 7 bulan, ayam yang hendak turun di arena, juga kerap diberikan jamu khusus berupa vitamin B kompleks, madu, telur bebek, hingga jahe dan ginseng. Termasuk mandi dan jemur secara rutin.

“Cara memandikan ayam Burma juga berbeda dengan ayam Bangkok. Jika ayam Bangkok biasanya dimandikan hingga basah seluruhnya, maka ayam Burma hanya kakinya saja yang dibasuh air. Ini karena tipe ayam Burma yang suka meloncat saat bertarung. Sehingga sayapnya tidak boleh basah, agar tidak menjadi berat,” katanya.

Selama berkecimpung sebagai peternak ayam Burma, Ari mengaku pernah menjual ayam miliknya dengan harga tertinggi mencapai Rp27 juta untuk seekor ayam jago. Ayam itu merupakan ayam jago yang pernah memenangi kontes ayam petarung, sehingga langsung diminati pengobi lainnya.

“Kalau untuk indukan biasa, harganya berkisar Rp5 juta per ekor. Jantan atau betina sama sama saja. Tidak berbeda,” pungkasnya.

Lihat juga...