Dibanding Bangkok, Beternak Ayam Burma Lebih Untung

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Tingginya nilai jual ayam Burma atau Birma, dibandingkan ayam Bangkok, mendorong peternak di Yogyakarta untuk membudidayakan ayam impor asal Myanmar tersebut sejak beberapa tahun terakhir.  Pasar yang masih terbuka luas, serta tingginya keuntungan yang didapat, menjadi alasan utama warga lebih memilih budi daya ayam Birma sebagai usaha untuk mencari penghasilan tambahan. 

Seperti dilakukan Ari Haryono (30), warga Dusun Sumber, Balecatur, Gamping, Sleman. Berawal dari hobi, ia mulai membudidayakan ayam Birma sejak 2008. Kini, dalam sebulan ia mampu mengantongi keuntungan hingga jutaan rupiah dari menjual anakan ayam yang ia pelihara.

“Kalau dari berat dan ukuran, ayam Birma sebenarnya lebih kecil dibandingkan ayam Bangkok. Berat ayam Birma hanya sekitar 2,7-3 kilogram. Sementara ayam Bangkok bisa sampai 5 kilogram. Tapi ayam Birma lebih mahal, karena banyak yang menyukai gaya bertarungnya yang indah,” ungkapnya, kepada Cendana News, Selasa (20/8/2019).

Membidik pasar penghobi untuk jenis ayam petarung kontes maupun ayam hias, Ari mampu menjual anakan ayam Birma usia 3 hari dengan harga pasaran Rp50 ribu per ekor. Sedangkan untuk ayam usia 7 bula,n harganya bisa mencapai Rp850 ribu-Rp1,2 juta. Nilai itu tentu jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual ayam Bangkok yang hanya mencapai separuhnya saja.

“Kelebihan ayam Burma ini, nilai jual antara betina dan jantan sama. Bahkan, bisa lebih mahal yang betina. Karena biasanya dipakai sebagai indukan. Jadi, lebih untung dibandingkan memelihara ayam Bangkok. Padahal, perawatan dan makannya sama,” ungkapnya.

Memanfaatkan pekarangan samping rumahnya, Ari  menggunakan kandang biasa dari bambu untuk membesarkan ayam-ayamnya. Salah satu perbedaan perawatan ayam Buirma dibandingkan ayam Bangkok mungkin lebih pada kebiasaannya. Ayam Burma lebih suka diumbar atau dilepas di tempat luas, tidak seperti ayam Bangkok yang biasa dikurung dalam sangkar atau kandang.

Lihat juga...