Angka Stunting Tiga Kecamatan di Sikka Masih Tinggi

Editor: Mahadeva

MAUMERE – Angka kejadian stunting di tiga kecamatan di Kabupaten Sikka, tinggi. Ketiga wilayah tersebut adalah, Tanawawo, Talibura dan Waiblama.

“Permasalahan yang paling tinggi soal air bersih. Masih banyak masyarakat yang membuang air besar sembarangan. Banyak masyarakat yang belum memiliki jamban,” sebut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Klotildis Gandut, SKM, Kamis (8/8/2019).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Klotildis Gandut, SKM, saat ditemui Cendana News, Kamis (8/8/2019) – Foto Ebed de Rosary

Tely menyebut, ada faktor pola makan dan pola asuh yang juga mempengaruhi kejadian stunting. Faktor pola asuh mencakup pola pemberian makan dan pola perawatan anak yang baik agar bisa mencegah stunting. Balita, terutama bayi di atas enam bulan disebutnya, harus diberi makan lima kali dalam sehari. Sebanyak tiga kali diberi makanan utama dan dua kali makan snack. Hal itu harus terus menerus dilakukan.

“Tetapi masyarakat, karena kesibukan orang tua, hanya memberi dua kali makan. Itu baru dari frekuensinya, belum lagi dari porsi dan jenis makanan yang diberikan, masih sangat kurang memenuhi kebutuhan gizi anak,” tuturnya.

Langkah yang dilakukan dinas Kesehatan Sikka berdasarkan rekomendasi WHO disebut Tely, ada empat standar emas pemberian makan untuk bayi. Pertama melakukan inisiasi menyusu dini. Umur nol sampai enam bulan diberikan ASI eksklusif.

Kemudian di atas enam bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI. Makanan dapat diperoleh dari makanan lokal dan bukan pabrikan. “Ini yang belum banyak dilakukan secara baik,” tandasnya.

Lihat juga...