Rawan Tsunami, Peran Mitigasi Bencana Perlu Ditingkatkan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Potensi sejumlah wilayah Indonesia yang rawan terhadap bencana tsunami lokal mendorong berbagai pihak meningkatkan mitigasi bencana.
Salah satu upaya mitigasi bencana tsunami sangat penting dilakukan. Dr.Ir. Muhamad Sadly, M.Eng, Deputi Geofisika Badan Klimatologi Geofisika dan Geofisika (BMKG) menyebut, sebagian wilayah pantai dekat dengan sumber tsunami.
Muhamad Sadly menyebut, wilayah Indonesia memiliki 6 sumber gempa dalam zona subduksi terdiri dari 13 segmentasi zona megathrust.
Selain itu khusus di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) memiliki potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,7 Schala Richter. Sesuai data, sumber gempa sesar aktif yang ada di Indonesia berjumlah 295 sumber sesar aktif yang baru teridentifikasi.
Kegempaan di Indonesia bahkan disebutnya sangat aktif, dalam satu tahun BMKG mencatat kegempaan. Gempa dalam berbagai magnitudo sebanyak 5.000-6000. Kalau gempa signifikan bermagnitudo lebih dari 5,0 SR sebanyak 250-350 kali.
Selain itu tercatat sebanyak 8-10 kali gempa merusak dan dalam 2 tahun gempa berpotensi tsunami terjadi 1 kali.
“Karena potensi yang besar akan bencana gempa bumi dan tsunami membuat BMKG menyampaikan pentingnya informasi dan peringatan dini kepada pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi dan geofisika,” ungkap Muhamad Sadly, saat dikonfirmasi di Kalianda, Senin (15/7/2019).
Muhamad Sadly menyebut, BMKG terus melakukan penyempurnaan terkait sistem peringatan dini (early warning system) terutama terkait timbulnya bencana alam gempa bumi dan tsunami.
Melalui Sekolah Lapang Geofisika (SLG) ia menyebut masyarakat bisa mengetahui penyebarluasan informasi. BMKG diakuinya telah memiliki android mobile application yang dibuat sejak tahun 2017.