Lindungi Umat, MUI Lakukan Langkah Strategis
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) merayakan tasyakuran milad ke-44. Diharapkan milad ini menjadi ajang muhasabah bagi MUI sebagai pelindung umat.
Milad yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla ini bertajuk Meningkatkan Pengkhidmatan dan Kemitraan MUI dalam Rangka Penguatan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Bangsa.
Terkait tema tersebut, Ketua Panitia Pelaksana Milad MUI ke 44, Lukmanul Hakim, menjelaskan, sejak dibentuk pada 27 Juli 1975 pengabdian MUI dilandaskan pada dua peran utama. Yakni, sebagai himayatullah ummah atau melindungi umat dan sodiqul hukumah atau mitra pemerintah.
“Sebagai himayatul ummah, MUI telah melakukan langkah-langkah strategis dan konkret untuk melindungi umat Islam dari hal-hal yang buruk,” kata Lukman dalam sambutannya pada tasyakuran milad MUI ke 44 di Jakarta, Sabtu (27/7/2019).
Adapun hal yang buruk itu adalah dari makan dan minuman yang haram, dari kebodohan dan kemiskinan, paparan paham radikal dan terorisme, serta dari diskriminasi dan ketidakadilan.
Sedangkan sebagai sodiqul hukumah, jelas dia, MUI telah menjalankan berbagai program kerja yang saling mengisi dan melengkapi dengan program pemerintah.
MUI menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah dalam rangka membantu secara intens dan tanggung jawab pemerintah agar menjadi ringan.
Program tersebut antara lain mencakup bidang keagamaan, dakwah, halal, kerukunan umat beragama, pendidikan, ekonomi dan keuangan syariah. Serta bidang kesehatan, kependudukan, hingga masalah penyalagunaan narkoba dan terorisme.
Adapun di bidang perekonomian, MUI telah menorehkan catatan sejarah dalam tata perekonomian nasional. Yakni perkembangan bisnis syariah di Indonesia tak lepas dari peran aktif MUI yang memungkinkan beroperasinya bank dengan sistem bagi hasil.