Lebaran Bekasi, Upaya Rekonsiliasi Pascapemilu 2019

Editor: Koko Triarko

BEKASI – Dua Organisasi Jawara Jaha Kampung (Jajaka) dan Forum Silaturahmi Masyarakat Betawi (Forsilab) menghelat Lebaran Bekasi, untuk menyatukan kembali warga Bekasi pascapemilu 2019.

“Caci-maki saling hujat tidak ada lagi. Setelah Lebaran Bekasi, harus damai. Kita tinggalkan yang kemarin antara cebong dan kampret sudah tidak ada lagi. Yang ada sekarang Gabus Pucung,” ungkap Damin Sada, Tokoh Bekasi Raya yang juga sebagai Ketua Jajaka, Jumat (12/7/2019).

Damin menegaskan, bahwa orang Bekasi harus saling menghargai dan saling menghormati. Menurutnya, tradisi orang Bekasi harus cium tangan kepada yang tua. “Itulah adat Bekasi,” tegasnya.

Lebaran Bekasi baru sekali ini dilaksanakan di Kota Bekasi. Agenda tersebut akan menjadi kegiatan tahunan setelah Lebaran setiap tahunnya.

Ketua Panitia Penyelenggara, Ketua Fosilab, Abdul Haris –Foto: M Amin

“Melalui Lebaran Bekasi, warga Bekasi harus move on dari Pemilu 2019. Kebersamaan Bekasi harus jadi budaya. Bekasi Kota kita, semua Bekasi Raya,” ungkap Wakil Wali Kota Tri Adhianto.

Tri menjanjikan, bahwa Lebaran Bekasi akan menjadi agenda tahunan. Budaya Bekasi harus menjadi kearifan lokal.

“Kota Bekasi sendiri tidak memiliki sumber daya alam (SDA). Untuk itu, salah satu cara meningkatkan PAD dengan cara menjaga kearifan lokal, pembangunan budaya tidak hanya infrastruktur. Sehingga Bekasi tidak kehilangan jati diri,” tandasnya.

Sementara, panitia pelaksana, Abdul Haris, mengatakan, Lebaran Betawi tujuannya untuk menjalin silaturahmi dan pengenalan budaya Betawi. Harapan lainnya, Bekasi Raya bisa kembali kondusif setelah agenda Pilpres 2019.

Lihat juga...