Konsep Ekonomi Melingkar Berkontribusi Kurangi Sampah Pesisir

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pendekatan kepada masyarakat untuk pengurangan sampah plastik terus dilakukan oleh pemerintah dan aktivis di wilayah Indonesia.

Demikian diungkapkan Lita Istiyanti, S.T., M.T., aktivis pemerhati pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Lampung Selatan (Lamsel). Ia menyebut kampanye kesadaran masyarakat dalam pengurangan sampah masih rendah.

Sebagai solusi pengurangan sampah, Lita Istiyanti menyebut konsep ekonomi melingkar (circular economy) bisa diterapkan. Konsep tersebut diakuinya mengusung produksi sampah nol (zero waste production).

Konsep yang diprakarsai oleh pemerintah Denmark menjadi solusi penurunan sampah. Selain menurunkan sampah, konsep tersebut berkontribusi pada kesempatan kerja terutama di lingkungan pesisir laut secara signifikan.

Konsep tersebut disebut Lita, sapaan karibnya, sangat bagus diterapkan pada sejumlah objek wisata bahari. Sebab berdasarkan penelitian World Economic Forum (WEF) 2016 ada 5 negara bertanggung jawab atas lebih dari 50 % sampah plastik di lautan.

Sejumlah negara tersebut seluruhnya ada di kawasan Asia Timur yaitu China, Indonesia, Vietnam, Filipina dan Thailand.

“Fakta bahwa Indonesia menempati urutan kedua di Asia Timur menjadi sebuah kesadaran agar unsur pemerintah, masyarakat, aktivis lingkungan ikut peduli pada lautan yang penuh sampah dengan mengurangi pembuangan sampah ke lautan,” terang Lita Istiyanti di pantai Minang Rua, Bakauheni, Rabu (31/7/2019).

Sejumlah kebijakan dalam pengurangan sampah plastik diakui Lita telah dilakukan Indonesia. Kebijakan tersebut dengan penggunaan plastik berbayar, pengurangan kantung plastik, sedotan plastik dan bahan plastik lain.

Lihat juga...