Kekeringan, Petani di Desa Reroroja Tanam Kacang Tanah

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Puluhan hektare lahan sawah di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, terpaksa ditanami sayuran, kacang tanah, kacang hijau maupun semangka, mengingat debit air kali menurun drastis, sehingga tidak bisa mengalir ke areal persawahan.

“Karena kekurangan air, lahan sawah seluas sehektare kami tanami kacang tanah. Saat bulan Februari masih tanam padi, tapi air sulit saat mau menanam padi lagi,” ucap Maria Imaculata Dago, petani di Desa Reroroja, Senin (8/7/2019).

Ima, sapaannya, mengaku memiliki lahan sawah yang ditanami kacang tanah seluas sehektar. Lahan tersebut ditanami sejak Juni 2019, usai memanen padi dan membersihkan lahan sawah, agar bisa ditanami kacang tanah.

“Kalau tanam kacang tanah minimal untuk mengariri lahan seluas sehektar butuh 3 kali disiram hingga panen. Sekali siram butuh solar 5 liter untuk menghidupkan mesin pompa air. Solar dibeli di penjual eceran seharga Rp7.000 per liter,” terangnya.

Paling lama di bulan September 2019, jelas Ima, kacang tanah miliknya sudah bisa panen. Kacang tanah dijual seharga Rp20 ribu  per kilogram untuk yang sudah dikupas kulitnya, di pasar di kota Maumere.

Maria Imaculata Dago, petani di Dusun Kolisoro, Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka. -Foto: Ebed de Rosary

“Kalau beli yang tidak dikupas 50 kilogram dijual seharga Rp250 ribu, dan biasanya pembeli datang membeli sendiri di rumah. Memang harganya murah, tetapi kami tidak capek harus mengupas kulitnya lagi,” sebutnya.

Bibit kacang tanah dibeli di toko seharga Rp22 ribu per kilogram. Untuk lahan seluas satu hektare, bisa menghasilkan 7 karung berukuran 50 kilogram yang belum dikupas kuitnya. Paling banyak petani mendapat untung Rp1,5 juta untuk lahan seluas satu hektare.

Lihat juga...