Jelang Operasi Pemisahan, Bayi Rahman dan Rahim Butuh Perhatian
Editor: Mahadeva
Kondisi itu dialami oleh Rahim, yang merupakan bungsu dari empat saudara. Sedangkan Rahman, kondisinya sehat. Bahkan organ jantung Rahman membantu denyut jantung sang adik yang dianggap dokter cukup lemah untuk memompa darah. “Si Rahman kalau dipanggil pasti dia merespon seperti mencari-cari orang yang memanggil, tapi kalau Rahim cenderung diam. Mungkin karena bawaan dari penyakit dandy walker syndrome,” tambah Romi.
Menurut Romi, kabar keberadaan kembar siam putranya sudah diketahui oleh Pemerintah Kota Bekasi. Informasi disampaikan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Kelurahan Bintara Jaya, sejak kehamilan.
Seluruh biaya perawatan dari lahir, saat ini ditanggung Pemerintah Kota Bekasi melalui Kartu Sehat (KS). Informasi terakhir yang disampaikan Romi ke Cendana News, untuk operasi pemisahan putranya Rahman dan Rahim, sudah disetujui oleh Pemerintah Kota Bekasi menggunakan KS.
Namun informasi tersebut baru disampaikan secara lisan. “Alhamdulillah, saya baru mendapat informasi dari relwan Teman Bang Pepen relawan (TBP) bahwa Rahman dan Rahim, akan dioperasi ditanggung KS lagi. Bahkan kontrol akan menggunakan ambulance PKBM Bintara,” tukasnya.
Sesuai rencana, jika operasi ditanggung oleh KS, Rahman dan Rahim, akan menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Harapan Kita, Slipi Jakarta. Namun, jika operasi tidak ditanggung pemerintah, maka keluarga tersebut mengaku tidak mampu membiayainya.
Romi dan istirnya, hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Sementara biaya operasi bisa mencapai Rp1 miliar. Angka sebesar itu, merupakan estimasi biaya dari di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Lebih lanjut, Romi menyebut, keluarnya senang saat tahu jika jabang bayi di dalam kandungan istrinya akan terlahir kembar. Hal itu terungkap ketika dicek lewat alat ultrasonigrafi (USG). Dia mengaku tidak kaget karena isterinya Ika, memiliki riwayat kembar dalam keluarganya.