LAMPUNG – Akhir pekan sekaligus jelang penghujung bulan Juni, aktivitas pelayanan pelabuhan penyeberangan di Bakauheni didominasi truk ekspedisi.
Angkutan truk ekspedisi yang tiba di pelabuhan Bakauheni pada Sabtu (29/6), merupakan truk yang terlambat tiba di Bakauheni. Pasalnya, akibat putusnya jembatan Way Mesuji kedua kalinya pada Minggu (23/6), arus lalu lintas dari Jalan Lintas Timur dialihkan ke Jalan Lintas Tengah.
Dominasi kendaraan ekspedisi dibenarkan Saifullail Maslul, Humas PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni. Faktor akhir pekan, lalu lintas yang dialihkan membuat volume truk ekspedisi lebih banyak dibandingkan hari normal.
Pada hari normal, truk melintas hanya berkisar 600 hingg 800 unit, naik menjadi 900 hingga 1200 unit. Keterlambatan waktu sekitar 8 hingga 10 jam dari waktu normal 4 jam, membuat penumpukan terjadi saat berada di pelabuhan Bakauheni.

Syaifullail Maslul menyebut, sejak jembatan Way Mesuji amblas pertama pada Senin (17/6), arus kendaraan ekspedisi lebih lambat. Pasalnya, kendaraan dari sejumlah kota di pulau Sumatra dialihkan via Jalan Lintas Tengah. Sebagian truk yang sudah mengalami peningkatan biaya pengeluaran, banyak yang enggan melintas di Jalan Tol Trans Sumatra, sehingga memilih jalan lintas tengah. Sebab, sebagian pengemudi memilih menghemat pengeluaran selama perjalanan.
“Meski akhir bulan, sebagian truk ekspedisi mengejar waktu tutup gudang, namun akibat terkendala perjalanan sebagian tiba di Bakauheni pada akhir pekan ini, terutama truk asal sejumlah kota di Sumatra,” ungkap Syaifullail Maslul, Sabtu (29/6/2019) malam.