Sumur Baluk, Berkah bagi Warga Bola

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Setelah dicoba ternyata airnya tawar sehingga digalilah sumur. Masyarakat pun senang dan bergembira karena  kesulitan air. Mereka pun membuat pantun (Sora),” terangnya.

Goi gali goi gali, gali gita wair baluk. Wair baluk kelan krus, kelan santo Dominikus. Mi hure mi hure, otang bola mi hure. Blatan pahar blatan pahar, wair baluk blatan pahar.

Pantun ini jelas Ina Dolo, sapaannya, artinya, menggali tanah hingga menemukan air Baluk. Air Baluk yang disalibnya tertulis Santo Dominikus. Airnya berasa sedikit payau atau asin tetapi lama kelamaan menjadi tawar.

Memang sumur yang dibangun tahun 1600-an ini tampak tua. Tulisan di badan sumur yang sudah terkelupas menerangkan Wair Baluk dibangun dan disemen kembali tanggal 11-02-1922.

Ini terlihat dari susunan batu bulat di bagian dalam sumur yang membentuk lingkaran sudah berlumut dan berwarna kehitaman. Nampak beberapa masyarakat sedang beraktivitas di lokasi sumur Baluk.

Walau berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai, air dari sumur berasa tawar dan bersih. Sumur berdiameter 2,5 meter ini berada di areal berbentuk lingkaran dikelilingi tembok setinggi 3 meter.

Kedalaman sumur 5 meter memudahkan kita menimba airnya memakai jeriken 5 liter dengan tali sebesar jari kelingking.

Terlihat 4 bak selebar 50 sentimeter terletak di bagian belakang sumur buat menampung air untuk mandi. Tiga pipa air disambung ke sumur ini untuk dialirkan ke rumah sekitar.

“Sumur ini dulunya memiliki kedalaman sekitar 2 sampai 3 meter. Tapi sekarang kedalamannya sekitar 5 meter. Airnya pun tidak pernah kering meski terjadi kemarau berkepanjangan,” pungkas Maria.

Lihat juga...