‘Ngumpulke Balung Pisah’, Tradisi Arisan Lestarikan Persaudaraan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Saat proses pertemuan keluarga tahap awal ia menyebut hanya terkumpul sekitar 70 keluarga besar. Selanjutnya dalam tahap berikutnya sebanyak 90 keluarga dipastikan ikut dalam pertemuan keluarga.

Penambahan tersebut diakuinya setelah proses penelusuran silsilah keluarga yang berasal dari luar wilayah. Selain dari wilayah Lampung sebagian merupakan anggota keluarga asal Jawa.

Sesuai penelusuran sebagian anggota keluarga sudah menetap di sejumlah wilayah lain. Sarmidi bahkan menyebut beberapa anggota keluarga meski berasal dari satu garis keturunan memeluk agama yang berbeda.

Meski sudah memeluk agama yang berbeda, namun sebagai anggota keluarga silsilah dan garis darah menjadi dasar paling utama.

“Tali persaudaraan yang terjalin berdasarkan ikatan darah masih dipertahankan dengan menjujung tinggi toleransi,” terang Sarmidi.

Pada pertemuan keluarga momen ngumpulke balung pisah akan dilakukan pendataan mutakhir silsilah keluarga. Sebab selama kurun waktu setahun kerap ada pernikahan atau kelahiran salah satu anggota keluarga baru.

Bahkan dalam setahun kerap terjadi salah satu anggota keluarga yang meninggal sehingga mengurangi jumlah anggota keluarga.

Esensi ngumpulke balung pisah menurut Sarmidi menjadi kesempatan untuk mempertahankan tradisi keluarga. Sebab sebagian anggota keluarga yang sudah menikah kerap tinggal di wilayah lain bersama anggota keluarga baru.

Meski demikian sistem komunikasi sesuai dengan perkembangan zaman keluarga memanfaatkan WhatsApp.

“Kami buat grup keluarga dengan aplikasi WhatsApp agar memudahkan komunikasi,  jika ada keluarga jauh tetap terhubung,” beber Sarmidi.

Lihat juga...