Kapal Bagan Ancam Populasi Ikan di Danau Singkarak

Editor: Koko Triarko

SOLOK – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat terus berupaya melakukan langkah antisipasi terhadap ancaman berkurangnya populasi ikan di Danau Singkarak, Kabupaten Solok. Selain melakukan sosialisasi kepada nelayan, pelepasan bibit ikan pun terus dilakukan di danau tersebut. 

Kekhawatiran pemerintah terhadap berkurangnya populasi ikan di Danau Singkarak, juga karena adanya kapal bagan yang turun ke danau melakukan penangkapan ikan. Nelayan bagan dinilai telah melakukan penangkapan ikan yang dapat merusak populasi ikan.

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit Nasrul, mengatakan saat ini ada sekitar 5.000 nelayan tradisional yang menggantungkan ekonomi hidupnya di Danau Singkarak. Ikan bilih merupakan ikan khas yang ada di danau tersebut. Kini, nelayan tradisional dihadapkan dengan adanya nelayan bagan.

“Jika bagan terus menerus dibiarkan di Danau Singkarak ini, maka akan memusnahkan ikan bilih dan perekonomian nelayan kecil. Selain telah memberikan peringatan kepada nelayan bagan, dan saya bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, pihak TNI dan lainnya, juga telah melepas 20.000 ekor benih ikan di dalam danau,” katanya, Sabtu (22/6/2019).

Nasrul menyatakan, sejauh ini pemerintah telah melakukan upaya penyelamatan Danau Singkarak dari ancaman kekurangan populasi ikan. Untuk itu, kepada nelayan diminta turut mendukung langkah dari pemerintah, agar sama-sama berjalan dengan tujuan untuk perekonomian rakyat di kawasan danau.

Dengan demikian, Nasrul berharap Danau Singkarak tidak seperti Danau Maninjau, yang kini jumlah kerambanya mencapai angka sekitar 21.000, dan jumlah keramba yang seperti itu dapat mengganggu danaunya. Pada kapasitas semestinya hanya sekitar 6.000. Untuk itu diminta kepada pengguna bagan dan seluruh komponen masyarakat bisa menjaga danau.

Lihat juga...