7000 UMKM di Banyumas Masih Bertahan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

PURWOKERTO – Sebanyak 7.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas hingga saat ini masih bertahan.

Di tengah gempuran krisis serta produk asing yang menjamur, pelaku UMKM di Banyumas masih bisa bertahan dengan swadaya serta ditopang perbankan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas, Wisnu Hermawanto, mengatakan, keberadaan UMKM bahkan masih mampu memberikan peluang lapangan kerja bagi puluhan, bahkan ribuan tenaga kerja Banyumas.

Serta mampu berperan sebagai stabilitator ekonomi dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi global.

“UMKM kita memiliki banyak produk lokal yang berkualitas, sehingga masih banyak yang bisa bertahan,” terangnya dalam peringatan hari UMKM Internasional di Pendopo Sipanji, Kamis (27/6/2019).

Hanya saja, lanjut Wisnu, seringkali produk asli Banyumas saat dipasarkan keluar daerah, kemudian kemasannya diganti. Dan dijual kembali tidak dalam posisi produk Banyumas. Wisnu mencontohkan, antara lain produk lokal jamu herbal, keripik ubi, keripik pisang dan lain-lain.

Menurutnya, kondisi tersebut tentu akan merugikan pelaku UMKM Banyumas. Sehingga, ia meminta agar seluruh UMKM untuk meningkatkan koordinasi dengan lintas sektoral. Mulai dari sisi sertifikasi produk, pemasaran hingga jaminan kemasan produk.

“Mari kita bentuk forum UMKM, untuk meningkatkan kemajuan bersama, saling bertukar informasi, saling berbagi ilmu serta saling melindungi keberlangsungan usaha. Kita dari Disnakerkop UKM, siap untuk memfasilitasi pembentukan forum bersama tersebut,” kata Wisnu.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyampaikan harapannya agar pelaku UMKM di Banyumas terus meningkatkan daya saing, berpikir kreatif dan penuh dengan inovasi.

Lihat juga...