Sudah 40 Pekerja Migran NTT Meninggal di Luar Negeri
Editor: Mahadeva
Dominggus Elcid Li, dari Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) NTT, saat berdemo di Kantor Gubernur NTT meminta, Pemprov NTT serius menangani kasus human trafficking. “Kenapa pemerintah diam saja. Banyak kasus human trafficking di NTT tidak diusut tuntas. Mana peran pemerintah, kami berharap agar janji Gubernur NTT untuk mematahkan kaki pelaku human trafficking bisa ditepati,” tegasnya.
Pemerintah diminta Elcid, memperkuat upaya memberantas pelaku human trafficking hingga ke peslosok desa. Jika pemerintah tidak turun hingga ke desa, dan memperkuat aparat sampai di desa, maka aksi yang dilakukan disebutnya menjadi percuma. “Percuma saja kalau kalau pemerintah tidak turun sampai ke masyarakat. Sudah lama human trafficking dibicarakan namun kasusnya terus saja terjadi. Kenapa tidak ditangani?” sesalnya.
Sementara itu, Adelina Sau, saudara dari seorang PMI korban kekerasan majikan di Malaysia Ambrosius Ku, berharap, agar pelaku kekerasan terhadap saudarinya bisa dihukum. Pihaknya kecewa, karena sang majikan bebas dari hukuman.
“Kami, keluarga tentunya sulit menerima kenyataan bahwa pelakunya dibebaskan. Sebagai orang kecil, kami tidak bisa berbuat apa-apa, jadi kami datang ke kantor gubernur, meminta pemerintah agar dapat membantu kami memperoleh keadilan,” tegasnya.