Sokong Konservasi, Warga Bakauheni Tanam Berbagai Jenis Kayu

Editor: Mahadeva

Pohon suren memiliki fungsi sebagai bahan bangunan pintu, jendela serta kebutuhan lain. Kayu suren memiliki kualitas super, karena aman dari proses pembusukan. Karena berbobot ringan kayu suren kerap diburu para pembuat perahu di pesisir Bakauheni. “Karena memiliki bentuk yang lurus , suren kerap ditanam sebagai pohon pagar dan penahan angin, sehingga lingkungan di sekitar pohon aman dari angin kencang,” beber Ajum.

Buah dan kulit kayu suren kerap digunakan sebagai bahan membuat minyak atsiri. Masyarakat juga memanfaatkan kulit kayu suren untuk pembakaran atau bedian di kandang ternak. Aroma kayu suren ampuh mengusir serangga seperti lalat dan nyamuk. Upaya menyokong konservasi lingkungan dengan kayu dilakukan dengan pohon laban. Pohon tersebut, memiliki sifat tumbuh baik pada lahan gersang. Pertumbuhannya cepat, hingga usia dua tahun kayu laban kerap sudah bisa dimanfaatkan.

Kayu laban kerap dicari oleh nelayan, sebagai bahan pembuatan perahu. Dahan kayu laban yang kuat serta tahan air, dimanfaatkan untuk membuat gading-gading perahu bercadik. Pada kayu ukuran besar yang tahan terhadap serangan ngengat kayu laban kerap dipergunakan sebagai kusen pintu dan jendela.

Tanaman kayu lain yang dipertahankan Ajum adalah kayu salam (Syzygium polyanthum) dan jati putih (Gmelina Arborea). Keduanya cocok untuk konservasi, karena berfungsi ekologis sekaligus bermafaat untuk kehidupan manusia. Kayu salam, daunnya bisa dimanfaatkan sebagai bumbu dapur serta kayunya digunakan sebagai bahan bangunan. Memasuki masa berbuah, dengan ciri khas warna merah buah salam menjadi pasokan makanan burung kicau. “Keberadaan sejumlah pohon yang saya tanam sekaligus menjadi habitat dan sumber pakan bagi satwa tupai, burung dan satwa lain,“ ungkapnya.

Lihat juga...