Papalan, Tradisi Bersih Diri Jelang Ramadan

Editor: Satmoko Budi Santoso

Makna mendalam dari kegiatan papalan diakui Damiri merupakan upaya membersihkan fisik terutama rambut. Sebab sebagian petani yang bergelut dengan tanah, sebagian bekerja sebagai penambang pasir kerap bagian rambut kotor.

Papalan menjadi cara untuk membersihkan hal-hal kotor dalam rambut. Selain itu selama bulan ramadan sejumlah lelaki dewasa akan mengikut kegiatan tarawehan atau tadarusan di masjid.

“Selama mengikuti tarawehan kalau rambut bersih, rapi maka ibadah juga akan lebih khusyuk dan fokus,” terang Damiri.

Damiri juga menyebut, ia dan sejumlah petani umumnya belum bercukur dua hingga tiga bulan sebelumnya. Memiliki niat untuk papalan sebelum ramadan menjadi salah satu kepuasan bagi Damiri.

Sebab selain memiliki niat membersihkan fisik Damiri dan sejumlah petani yang melakukan kegiatan papalan berniat membersihkan hati selama bulan ramadan.

Salah satu pencukur bernama Suhar (39) menyebut, sebelum bulan suci ramadan, papalan kerap dilakukan. Sebanyak tiga orang diakuinya memiliki keahlian untuk memotong rambut dengan rapi.

Meski dengan peralatan gunting dan sisir, belasan orang bisa dicukur secara bergantian. Suhar menyebut cara tersebut merupakan bentuk rasa hormat kepada yang lebih tua sekaligus membersihkan diri sebelum puasa.

“Selain bisa meningkatkan keakraban mencukur rambut bersama dilakukan secara gratis agar bisa berhemat,” ujar Suhar.

Meski tidak harus membayar, para petani yang sudah dicukur akan mengumpulkan uang. Uang patungan dari sekitar belasan orang tersebut selanjutnya dibelikan nasi bungkus, kopi untuk makan bersama.

Sebab kegiatan makan bersama siang hari merupakan aktivitas terakhir kali sebelum ramadan. Beberapa warga bahkan sudah membawa bekal dari rumah, sebagian dibelikan lauk untuk makan bersama atau dikenal dengan bancakan.

Lihat juga...