Papalan, Tradisi Bersih Diri Jelang Ramadan

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUN G – Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat di pedesaan Lampung Selatan (Lamsel) untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh sejumlah petani di Dusun Gubuk Seng, Desa Bakauheni dikenal dengan Papalan.

Damiri (65) salah satu warga setempat mengungkapkan, papalan berasal dari bahasa Jawa yang bermakna memotong atau mencukur rambut.

Kegiatan tersebut dilakukan oleh petani yang sebagian merupakan buruh pada lahan pertanian melon, sebagian penambang pasir. Sebagian petani diakuinya memiliki kesepakatan untuk saling mencukur rambut.

Sehari sebelum penetapan bulan suci ramadan, Damiri menyebut peralatan akan dibawa. Peralatan tersebut diantaranya gunting rambut, sisir serta pengilon atau cermin.

Sejumlah peralatan tersebut bahkan kerap dibeli terlebih dahulu dari uang hasil upahan buruh tani. Meski demikian, rata-rata petani yang akan melakukan papalan sudah menyiapkan peralatan dari rumah masing-masing.

Petani berjumlah belasan bahkan puluhan orang kerap menggunakan waktu istirahat setelah bekerja untuk papalan. Dua hingga tiga orang petani memiliki tugas mencukur rekannya dengan peralatan yang sudah disediakan.

“Petani menyebutnya papalan jelang puasa, rutin dilakukan beberapa hari sebelum bulan ramadan. Dilakukan oleh sesama petani sebagai bentuk pembersihan diri untuk menyambut bulan yang suci,” terang Damiri saat ditemui Cendana News, Minggu (5/5/2019).

Para pencukur rambut yang melakukan proses papalan disebut Damiri umumnya berusia lebih muda. Saat papalan dilakukan sejumlah pencukur akan meminta maaf kepada yang dicukur.

Selain karena yang dicukur berusia lebih tua, permohonan maaf tersebut sebagai bentuk persiapan menghadapi bulan suci untuk membersihkan diri. Selain itu pencukur yang muda menghindari kesan njangkar, karena memegang kepala orang yang lebih dewasa.

Lihat juga...