Metode Sungkup Naikkan Hasil Panen Cabai Hingga Dua Kali Lipat

Editor: Koko Triarko

PURWOKERTO – Hasil panen cabai pada klaster binaan Bank Indonesia (BI) di Desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, melimpah. Dengan menggunakan metode sungkup, petani cabai bisa meraup hasil hingga dua kali lipat.

Kepala BI Purwokerto, Agus Chusaini, mengatakan, selama ini harga cabai fluktuasinya luar biasa. Saat panen raya, harga anjlok, bahkan pernah sampai kisaran Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Karena itu, untuk menjaga inflasi, supaya tetap stabil, BI menginisiasi klaster cabai di Desa Gantapa.

“Klaster cabai ini luasnya 1,5 hektare dan dikelola oleh Kelompok Tani Ganda Arum. Pada panen perdana ini, alhamdulillah hasilnya sangat bagus. Menurut para petani, hasilnya panenya meningkat dua kali lipat dari sebelum menggunakan sungkup,” jelas Agus Chusaini, Kamis (2/5/2019).

Lebih lanjut, Agus mengatakan, tujuan dari klaster cabai ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup petani cabai serta menjaga harga cabai supaya stabil. Sehingga, sejak awal BI sudah berpesan agar penanaman cabai tidak bebarengan dengan wilayah lain, supaya panennya tidak bersamaan.

“Sekarang, saat panen raya cabai sudah lewat dan harga cabai mulai naik, petani di Gandatapa ini baru panen, sehingga bisa menambah pasokan cabai di pasar. Dengan peningkatan produksi ini, maka panen cabai tentu berlimpah, karena itu, kita sedang memikirkan juga pengolahan cabai pascapanen,” tutur Agus.

Salah satu petani dari Kelompok Tani Ganda Arum, Gianto, mengatakan, motode sungkup ini menggunakan besi dan plastik sebagai payung tanaman. Saat cuaca ekstrem, tanaman tetap terlindungi di bawah sungkup. Selain itu, juga relatif lebih aman dari serangan hama, serta penggunaan pupuk lebih irit, karena tanah tidak tergerus air.

Lihat juga...