Labu Madu, Komoditas Alternatif Petani Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Musim tanam gadu atau saat musim kemarau mengakibatkan pasokan air berkurang. Meski demikian bagi petani di wilayah Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) kekurangan air tidak menjadi halangan untuk budidaya.
Robiin, salah satu petani di Bakauheni menyebut saat musim tanam gadu pasokan air mulai berkurang menghambat petani melakukan penanaman komoditas pertanian. Pilihan yang dilakukan Robiin dengan menanam labu madu atau Cucurbita moschata.
Budidaya labu madu disebutnya dilakukan karena tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air. Sebelumnya ia menanam jagung saat musim tanam gadu namun hasilnya kurang maksimal.
Pasokan air yang berkurang membuat produksi jagung menurun dan kualitas jagung tidak maksimal.
Imbasnya harga jagung yang dijual ke pabrik dibeli dengan harga rendah. Sebagai alternatif Robiin melakukan penanaman labu madu yang membutuhkan air cukup terbatas.
Penanaman labu madu diakuinya memanfaatkan pasokan air sungai Gubuk Seng yang terletak di bawah lahan pertanian kawasan perbukitan tersebut. Sebagai solusi untuk tetap bisa melakukan penanaman ia memanfaatkan mesin pompa air tenaga diesel.

Penanaman labu madu diakuinya hampir sama dengan proses penanaman melon. Sebelum proses penanaman, benih labu madu disemai dalam tempat penyemaian. Memasuki usia sepekan benih labu madu tersebut bisa dipindahkan ke lokasi penanaman.
“Saya menyiapkan ratusan guludan untuk menanam labu madu dengan proses penanaman berselang setengah bulan untuk dua lokasi agar pemanenan bisa dilakukan bertahap,” terang Robiin salah satu petani labu madu saat ditemui Cendana News, Senin (27/5/2019).