Dinkes Sumbar Imbau Masyarakat Waspadai Penyebaran Cacar Monyet
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PADANG — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Merry Yuliesday mengimbau masyarakat untuk mewaspadai terhadap penyebaran virus cacar monyet, yang kini banyak menyerang warga di negara tetangga seperti Singapura.
“Kita saat ini mewaspadai akan penyebaran virus ini meski dari laporan Kementerian Kesehatan, saat ini belum ada terdeteksi di Indonesia,” katanya di Padang, Jumat (17/5/2019).
Ia menjelaskan, virus cacar monyet telah terjadi pertama di Singapura, dimana seorang warga Nigeria yang berkunjung ke Singapura pada 28 April lalu, terdeteksi positif setelah dilakukan diagnosa di tanggal 8 Mei. Akhirnya 23 orang yang melakukan kontak dengannya dikarantina agar kondisi penyakit tersebut tidak menyebar.
Ia menyebutkan, berdasarkan data WHO, Afrika Tengah dan Barat merupakan daerah endemis cacar monyet. Cacar itu ditularkan oleh hewan, terutama hewan pengerat. Penularan terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh hewan, dan makanan daging yang tidak dimasak dengan baik. Sedangkan, penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas melalui sekret pernapasan atau lesi pada kulit.
“Untuk gejala cacar monyet ini mirip dengan cacar, tetapi lebih ringan. Masa inkubasi 5 -21 hari, gajala yang timbul itu berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas,” terangnya.
Selain itu, gejala lainnya, akan muncul ruam pada kulit dan wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras.