Tutut Soeharto Dorong Produk UMKM Ponorogo Tembus Mancanegara
Editor: Makmun Hidayat
Ahmad Sikum, seorang petani mengeluhkan hasil panen yang tidak maksimal. “Kendalanya, harga pupuk mahal, dan panen tidak maksimal,” ujarnya.
Mendengar keluhan itu, Tutut Soeharto mengenalkan produk pupuk organik berteknologi nano. Pupuk ini hasil riset pusat pengembangan dan percontohan usaha pertanian dan perternakan terpadu Saung Berkarya.
Kelebihan pupuk ini yakni, pemakaiannya yang tidak membutuhkan jumlah banyak. Sehingga bisa menekan kebutuhan pupuk dan biaya produksi para petani.
“Jadi ukuran pupuk ini sudah diperkecil. Dengan 12 botol saja bisa digunakan untuk pemupukan lahan seluas 1 hektare,” jelasnya.
Terkait peternakan juga, contohnya sapi bisa sangat bermanfaat sekali karena tidak ada yang terbuang. Semua bisa diproses untuk menunjang kelancaran pertanian.
“Kotoran sapi diproses jadi biogas, yang bisa digunakan untuk penerangan dan masak. Ampas kotoran sapi bisa dijadikan pupuk dan air seninya jadi pestisida. Jadi tidak ada yang terbuang,” ujarnya.
Usai dialog berlanjut serah terima cendramata dari warga Ponorogo untuk Tutut Soeharto.
Dipenghujung acara, seremonial bedah rumah untuk 4 unit rumah bagi keluarga kurang mampu. Bedah rumah ini merupakan program Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), yang didirikan oleh Presiden Soeharto.
“Melalui program ini, insyaallah rumah warga yang tadinya tak layak huni menjadi lebih nyaman dan sehat,” ujarnya.
Yayasan Damandiri secara konsisten berupaya meningkatkan kesejahteran rakyat.