Perjalanan Setengah Abad Planetarium Jakarta

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Berawal dari keinginan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno yang menginginkan Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain dalam hal ilmu pengetahuan antariksa dan astronomi, Planetarium Jakarta mulai dibangun.

Melewati 50 tahun perjalanan, Planetarium Jakarta ingin lebih aktif dalam membangun generasi muda yang mampu bersaing dalam hal astronomi.

Mantan Kepala Planetarium Jakarta, Darsa Sukartadiredja, menyatakan, pada awal pencanangan, pembangunan Planetarium Jakarta dibiayai oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI).

Mantan Kepala Planetarium dan Observatorium Jakarta Drs. Darsa Sukartadiredja – Foto: Ranny Supusepa

“Pemancangan pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 9 September 1964, berdasarkan SK Presiden No 155 tahun 1963,” kata Darsa, saat Sarasehan 50 tahun Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Sabtu (27/4/2019).

Proses pembangunan Planetarium Jakarta ini melibatkan ahli astronomi yang berasal dari Observatorium Boscha dan Institut Teknologi Bandung. Sementara kontraktor yang ditunjuk adalah PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.

“Yang menjadi pemimpin proyek adalah Santoso Nitisastro, yang merupakan staf di Observatorium Boscha,” papar Darsa.

Kontraktor luar negeri yang terlibat adalah VEB Invest Expor Berlin RDD. Kontraktor asal Jerman ini memiliki tugas untuk menyiapkan gambar kerja, pemasangan alat pendingin dan perangkat elektronik.

Sementara VEB Carl Zeis Jena RDD digandeng untuk pemasangan proyektor utama, pembuatan kubah, penyediaan teleskop dan alat pendukung lainnya.

Lihat juga...