Pensiunan BUMN Sukses Usaha Bakso Kemasan
Editor: Koko Triarko
“Setelah sepuluh tahun, memang bakso inilah yang bisa dikerjakan, bisa mandiri, tidak tergantung orang lain,” tandas pensiunan PT Waskita Karya Tbk ini.
Merintis usaha dari usia 44 tahun, Hermus mengaku sengaja menyiapkan untuk masa pensiun. Dan, sekarang dia berlari kencang meneruskan bisnis bakso kemasannya, hingga membuahkan omzet puluhan juta rupiah per bulan.
Pesanan bakso kemasannya tidak hanya diorder dari wilayah Jabodetabek, melainkan sudah sampai ke beberapa daerah, seperti Kota Batam, Surabaya, Solo, Bandung hingga Bali.
“Karena frozen Bakso Rango lebih tahan lama dan aman, dengan menggunakan kemasan streoform. Bakso Rango hanya memiliki satu varian original dengan tekstur lembut, karena diproduksi lebih banyak daging dari pada tepung. Bakso Rango per butir dijual Rp5.200,” tutur pria asli Solo, ini.
Saat ini, Bakso Rango sengaja dikhususkan untuk kelas menengah ke atas (premium). Hanya satu original Bakso Ranggo. Tetapi, dia berinovasi dengan mengembangkan kelas kedua, dan dinamakan Bakso Salon.
Bakso Salon memiliki lima varian, yakni bakso orignial, urat, telur puyuh, dan isi hati sapi. Bakso tersebut diberi nama Bakso Salon, dan itu khusus untuk kelas menengah.
Untuk pemesanan, dia menggunakan sistem paket mulai dari paket untuk lima porsi, tetapi boleh juga satu bungkus. Setiap paket sudah lengkap dengan bumbu kuah kaldu, dengan ukuran mangkok sesuai takaran 220 mililiter.
Beli satu bungkus bersama lima butir bakso, dan memanfaatkan kasa pengiriman JNE, Go Send dan lainnya.
“Biasanya jual paket, Bakso Rango, satu paket mencapai Rp170 ribu. Sedangkan untuk Bakso Salon satu paketnya Rp105 ribu. Saat ini juga membuka sistem reseller, dengan berbagai paket mulai dari 42 porsi, akan mendapatkan both, panci, dan mangkok, jika membeli di atas Rp5 juta akan mendapat diskon khusus,” papar Hermus, yang mengaku jabatan terakhir di perusahaan BUMN sebagai kualiti kontrol inspektor untuk teknik.