Pensiunan BUMN Sukses Usaha Bakso Kemasan

Editor: Koko Triarko

BEKASI – Mengawali bisnis bakso pada 2007, ketika itu Heri Mustofa akrab disapa Hermus (55), masih berstatus sebagai pegawai di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Waktu itu, ia hanya bertekad untuk membuat usaha, dan memilih Bakso Rango.

Sebelum melabeli Bakso Rango, Hermus mengaku awal mereknya adalah Bakso Cowboy. Sempat diurus sertifikasi halal, tetapi saat mendaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI), ternyata sudah dimiliki orang lain. Begitu pun saat diganti dengan Bakso Jinggo, sudah ada yang punya.

Hermus, pensiunan BUMN, pemilik Bakso Rango –Foto: M Amin

“Akhirnya, pilihan ketiga adalah Bakso Rango. Alhamdulillah, terdaftar resmi di Dirjen HKI,” kata Hermus, saat ditemui di tempat produksi, yang juga rumah tinggalnya di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4/2019).

Sukses mendapatkan sertifikasi HKI, Hermus mengaku pernah membuka gerai di tiga tempat, yakni pasar Pocong, Cibinong dan Cawang. Tetapi, tak lama karena pada 2009, mencoba beralih ke bakso kemasan dengan membeli mesin vacum packing.

Meski sudah memiliki mesin vakum, usahanya belum efektif,  dan diakui mulai rutin memproduksi bakso kemasan pada 2011. Namun demikian, Hermus mengaku sempat tergoda menekuni profesi lain, yakni menjadi distributor sepeda motor listrik, sehingga membuat usaha bakso kemasan yang mulai melayani banyak pesanan sedikit terbengkalai.

Menjadi distributor motor listrik tidak berjalan lancar, terkendala dari importir karena  tidak lagi produksi. Akhirnya, ia kembali menekuni usaha bakso kemasan.

Lihat juga...