Nelayan di Pesisir Selatan Genjot Produksi Tangkapan Ikan
Editor: Makmun Hidayat
Berdasarkan hal itu, sehingga tidak saja produktivitas mereka yang rendah dengan rata-rata produksi 29-31 ribu ton per tahun, tapi juga memiliki risiko yang besar terhadap ancaman keselamatan jiwa.
“Saat ini terdata jumlah armada tangkap berupa mesin tonda, kapal payang, dan perahu yang menggunakan mesin lainnya ada sebanyak 2.392 unit. Sedangkan yang masih menggunakan perahu dayung atau layar ada sebanyak 1.000 unit pula. Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap produksi, sebagaimana terlihat di lapangan,” jelasnya.
Untuk itu, dia mentargetkan semua nelayan hingga 2020 nanti di daerah itu sudah memiliki perahu dengan menggunakan penggerak dari mesin. Program bantuan terhadap nelayan berupa mesin long tail dan lainnya masih terus berlanjut hingga saat ini. Tujuanya agar semua nelayan Pesisir Selatan, betul-betul memiliki perahu yang digerakkan oleh mesin sebagai mana diharapkan.
Hendrajoni menyebutkan sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI juga telah mengucurkan anggaran sebesar Rp11,01 miliar untuk pengembangan nelayan kecil di Kabupaten Pesisir Selatan pada 2019.
Bantuan itu mencakup kapal nelayan ukuran lima GT sebanyak lima unit lengkap dengan mesin, beserta premi asuransi bagi 1.077 nelayan, bantuan pendidikan bagi anak nelayan dan lainnya.
Selain bantuan berupa mesin nelayan dan yang lainnya, bantuan lain juga ada berbentuk benih ikan nila sebanyak 60.000 ribu ekor lengkap dengan pakannya sebanyak 2.000 kilogram, satu paket kolam bioflok, minapadi dan lain sebagainya.
Menurutnya, dengan adanya bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut, menjadi sebuah kewajiban juga dari Pemkab Pesisir Selatan, karena nantinya segala bantuan yang telah diterima, akan dilanjutkan dengan pendampingan dan menyalurkannya secara maksimal dan tepat sasaran.