Masyarakat Pesisir Selatan Mulai Produksi Bubuk Kopi Khas

Editor: Makmun Hidayat

Wali Nagari Koto Rawang Derijol turut menyampaikan anggota Kelompok Tani Kopi Lindung Bulan ini, sebelumnya telah mengikuti pelatihan dan bimbingan tentang pengolahan bubuk kopi. Karena memang di daerah Pesisir Selatan buah kopi merupakan salah satu produksi unggulan masyarakat sebagai sumber pendapatan keluarga.

Wali Nagari Koto Rawang Derijol. – Foto: Istimewa

Ia menjelaskan Nagari Koto Rawang merupakan daerah yang subur dan sangat berpotensi dengan tanaman komoditi buah kopi, setidaknya ratusan hektar di sepanjang bukit yang ada di nagari itu penuh dengan tanaman buah kopi, kemudian hasil produksi kopi masyarakat mencapai 5 ton per minggu.

Buah kopi yang selama ini dibeli oleh pedagang yang datang dari luar daerah, kini masyarakat mulai melakukan pengolahan bubuk kopi mengunakan mesin penggiling kopi secara mandiri.

“Rasa kopi nagari Koto Rawang dikenal oleh masyarakat memiliki citra khas rasa tersendiri, gurih dan enak serta citra rasa enak. Hal ini membuat masyarakat pedagang mengicar kopi yang berasal dari nagari ini, guna untuk dipasarkan ke berbagai pasar tradisional di daerah Pesisir Selatan maupun luar daerah,” ujarnya.

Menurutnya, buah kopi nagari Koto Rawang saat ini dikelola melalui kelompok Tani Lindung Bulan yang beranggotakan puluhan orang, melalui kelompok tani tersebut, hasil kopi masyarakat ditampung dan diolah menjadi bubuk kopi tanpa adanya bahan tambahan artinya asli biji kopi yang dijadikan bubuk kopi.

Kemudian dijual melalui wali nagari yang ada di Kecamatan IV Jurai dengan harga Rp 70 ribu per kg, sedangkan harga biji kopi dibeli ke petani Rp 22 ribu per kg.

Lihat juga...