Terendam Luapan Sungai Way Pisang, Padi Berpotensi Rusak
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Musim tanam rendengan awal tahun ini, salah satu kendala yang dihadapi petani adalah banjir akibat intensitas hujan tinggi. Berimbas luapan sungai Way Pisang serta hama penyakit keong mas,” terang Sugianto, salah satu petani di Desa Palas Bangunan, saat ditemui Cendana News, Selasa (5/3/2019).
Ia menyebut, berdasarkan informasi di wilayah tersebut, lahan persawahan yang terendam banjir mencapai 120 hektare. Empat desa yang terendam banjir luapan sungai Way Pisang berasal dari air kiriman sungai dari Kecamatan Penengahan, serta sejumlah desa di Kecamatan Penengahan.
Memasuki hari kedua usai banjir, sejumlah lahan di wilayah tersebut mulai surut, meski sebagian areal sawah terendam air. Sebagian lahan sawah yang terendam merupakan lahan yang berada di aliran lebung larangan.
Petani lain bernama Rendy Antoni, menyebut, banjir luapan sungai Way Pisang berimbas lahan seluas satu hektare miliknya terendam. Imbasnya, padi yang sudah ditanam miliknya mengalami kerusakan akibat terendam lumpur disertai air dari lebung larangan.

Kondisi banjir tersebut, menurut Rendy Antoni, berimbas tanaman padi usia sekitar dua bulan bisa mengalami pembusukan. Letak sungai saluran irigasi yang sejajar dengan lahan sawah membuat proses pembuangan air terhambat.
“Dampak tanggul yang jebol membuat luapan sungai naik ke areal persawahan, sementara dari bagian atas aliran lebung larangan air juga mengalir,” beber Rendy Antoni.
Sebagai upaya mencegah luapan banjir cepat surut, Rendy Antoni juga menyebut, sebagian tanggul dibuat dengan menggunakan kayu. Pemasangan waring atau jaring juga dilakukan olehnya, mencegah hama keong masuk ke dalam areal persawahan miliknya.