Tempat Penangkaran Burung Hantu di Moyudan, Mangkrak

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Salah satu tempat penangkaran burung predator hama tikus di kawasan Sumberagung, Moyudan, Sleman, diketahui terbengkalai dan tak terurus. Hal itu disebabkan pengelolaan penangkaran burung hantu atau juga disebut Tyto Alba, hanya diserahkan kepada warga. 

Sementara, warga sendiri mengaku kesulitan merawat burung-burung tersebut, hingga akhirnya melepaskan predator alami hama tikus itu begitu saja.

Agus Supriyanto, warga Jetis, Kaliurang, Sumberagung, Moyudan, mengakui terbengkalainya tempat pembiakan burung Tyto Alba tersebut.

Agus Supriyanto menunjukkan tempat penangkaran dan pembiakan burung hantu Tyto Alba yang mangkrak -Foto: Jatmika H Kusmargana

“Memang. dulu ini merupakan tempat penangkaran dan pembiakan burung pemangsa tikus. Yang buat pemerintah. Burung-burung hantu awalnya didatangkan dari Demak. Tapi, karena tidak ada yang merawat, akhirnya terbengkalai,” katanya, belum lama ini.

Menurut Supriyanto, warga kesulitan merawat burung-burung tersebut karena harus mencarikan pakan berupa tikus setiap hari. Sementara, jumlah burung terus bertambah dan tidak ada dana perawatan yang diberikan pemerintah kepada warga.

“Karena tidak ada yang merawat, akhirnya burung dilepaskan. Padahal, dulu ada sekitar sembilan ekor burung. Setiap hari harus diberi makan tikus. Warga tidak sanggup,” katanya.

Kini, kata Supriyanto, burung-burung hantu tersebut lebih banyak berkembang-biak sendiri dan bersarang di sejumlah rumah-rumah maupun gedung sekolah yang berada di dusunnya.

Warga sengaja membiarkan burung-burung tersebut dan tidak memburunya, karena keberadaan burung itu membantu petani dalam mengatasi hama tikus yang merajalela.

Lihat juga...