Sodikun : Pak Harto, Seorang Mujahid 

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Presiden ke-2 RI, Jenderal Besar HM Soeharto, bukan saja Bapak Pembangunan. Beliau adalah seorang mujahid yang mengangkat martabat anak bangsa. 

Hal itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya, Sodikun, pada Munas IV Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI), di Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (13/3/2019).

“Sebuah kecintaan yang saya maknai, almarhum Pak Harto adalah seorang mujahid, yang memikirkan kesejahteraan rakyat dan mengangkat martabat anak bangsa. Jadi, Pak Harto bukan hanya Bapak Pembangunan, tapi seorang mujahid,” ungkap Sodikun.

Dengan paradigma yang sangat mendasar, pemikiran dan gagasan Pak Harto adalah berjuang untuk mengangkat martabat anak bangsa. Beasiswa Supersemar, adalah wujud pemikiran Pak Harto untuk anak bangsa di dunia pendidikan.

Terkait beasiswa Supersemar ini, Sodikun berkisah, ada seorang anak laki-laki dari orangtua petani kopi yang merupakan transmigran di Lampung Selatan. Mereka tinggal di kaki gunung yang ada di wilayah itu.  Meskipun taraf hidup pas-pasan, tapi dunia pendidikan menjadi perioritas keluarga tersebut. Anak laki-laki itu sangat semangat bersekolah hingga ke perguruan tinggi. Biaya menjadi kendala, tapi Allah SWT punya rencana memuluskan cita-cita anak tersebut menjadi sarjana. “Dia kuliah baru satu semester, akhirnya dapat beasiswa Supersemar pemberian seorang mujahid yaitu Pak Harto,” ujarnya.

Anak itu pun, bisa menyelesaikan kuliah dengan nilai yang bagus. Dalam karirnya sukses, dan kemudian Dia melanjutkan pendidikan S2. Karirnya kembali cemerlang, hingga ia terpilih menjadi Ketua Umum MUI Sumatera Selatan. Setelah menjabat dua tahun, lalu ia ditarik ke MUI Pusat di Jakarta. “Sekarang anak laki-laki yang terima beasiswa Supersemar itu ada dihadapan bapak dan ibu. Pak Harto bagi saya, seorang mujahid, yang menyelamatkan anak bangsa ini untuk selesai kuliah,” ujar Sodikun lirih dengan mata berbinar.

Lihat juga...