Hujan Lebat, Berkah Penambang Pasir Sungai Gubuk Seng
Editor: Satmoko Budi Santoso
Sembiring, salah satu perempuan yang sudah setahun terakhir menambang pasir mengaku, memilih mencari pasir untuk tambahan penghasilan. Saat pasir yang dimilikinya dibeli, dalam sehari ia bisa mendapatkan hasil sekitar Rp75.000 hingga Rp100.000 sesuai dengan permintaan yang ada.
Pasir yang melimpah disebutnya menjadi sumber mata pencaharian baginya serta warga di sekitar sungai Gubuk Seng.
Sembiring yang mencari pasir dengan memanfaatkan sekop menyebut saat hujan deras pasir yang dikumpulkan kerap hanyut. Pasalnya pasir hanya dikumpulkan di tepi sungai yang rentan terbawa arus ketika hujan lebat turun. Meski berpotensi pasir terbawa aliran sungai ia mengaku setelah hujan lebat volume air yang lebih banyak memudahkan pencari pasir mengumpulkan pasir lebih cepat.
“Sehari kami bisa mengumpulkan pasir dua tumpuk langsung dibawa oleh kendaraan truk pengangkut pasir yang bisa masuk ke sungai yang kering,” beber Sembiring.
Pencari pasir lain bernama Sabar asal Penengahan menyebut, kegiatan mencari pasir di Sungai Gubuk Seng justru membantu warga di bagian hilir. Sebab selama ini pasir yang dihasilkan dari proses pengerjaan proyek JTTS tersebut mengakibatkan sejumlah sumber air bersih milik warga tertimbun.
Sungai Gubuk Seng yang mengalir hingga ke wilayah Kubang Gajah Desa Kelawi, diakuinya puluhan tahun dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan air untuk mandi, mencuci.
Kebutuhan minum disebut Sabar dilakukan oleh warga dengan membuat sumur dangkal dan diberi pondasi batu bata. Air yang terkumpul dialirkan ke bak penampungan yang ada di rumah mempergunakan mesin pompa.
Saat volume sampah di sungai Gubuk Seng tersebut habis, ia memastikan warga akan kembali bisa menikmati air bersih. Kondisi tersebut membuat aktivitas penambangan pasir justru membantu warga mempercepat kondisi sungai kembali bersih dari pasir yang sekaligus merupakan limbah proyek pembangunan jalan tol.