Hujan Lebat, Berkah Penambang Pasir Sungai Gubuk Seng

Editor: Satmoko Budi Santoso

“Sebelumnya, saat musim kemarau, volume pasir berkurang karena setiap hari selalu ditambang sekaligus permintaan cukup banyak. Volume pasir kembali meningkat usai hujan deras terjadi sepekan terakhir. Pasir dari bagian hulu terbawa ke bagian hilir,” terang Ahmad Yani, salah satu penambang pasir sungai Gubuk Seng, saat ditemui Cendana News, Rabu (27/3/2019).

Penambang pasir yang memanfaatkan melimpahnya sungai Gubuk Seng diakui Ahmad Yani, berasal dari tiga kecamatan di wilayah Lamsel. Penambang pasir di antaranya berasal dari Kecamatan Ketapang, Kecamatan Penengahan, serta Kecamatan Bakauheni.

Pasir yang diambil dari sungai Kubang Gajah yang dangkal menurut Ahmad Yani, dikumpulkan menggunakan peralatan sederhana berupa sekop, cangkul serta serok terbuat dari bambu. Sehari Ahmad Yani bersama sejumlah penambang pasir lain mendapatkan beberapa kubik pasir yang akan dibeli oleh pengepul.

Pasir yang dibeli oleh pengepul dengan harga Rp150.000 untuk ukuran satu dum truck. Terkadang satu dum truck bisa terisi oleh tumpukan pasir dari dua penambang pasir sehingga hasilnya dibagi masing-masing mendapatkan Rp75.000.

Hasil dari proses menambang pasir tersebut diakui Ahmad Yani, bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Meski mengumpulkan pasir dalam jumlah banyak ia menyebut, kerap harus menunggu dua hingga tiga hari bergiliran dengan penambang pasir lain.

“Menambang pasir menjadi pekerjaan pilihan bagi warga, karena tidak memiliki kebun untuk bertani serta keahlian lain,” terang Ahmad Yani.

Selain bagi sejumlah laki-laki pencari atau penambang pasir, sejumlah perempuan juga memanfaatkan waktu mengumpulkan pasir.

Lihat juga...