Cara Mekarsari Atasi Hama Kumbang Badak

Editor: Koko Triarko

BOGOR – Kumbang Badak adalah salah satu hama yang harus dikendalikan, karena memiliki kemampuan merusak tanaman dan buah yang akan dipanen.  Koordinator Tim Penanggulangan Hama Terpadu (PHT) Taman Buah Mekarsari, Saad, menjelaskan bahwa Kumbang Badak ini termasuk hewan nokturnal dan termasuk dalam salah satu jenis kumbang yang berukuran besar. 

“Kumbang Badak ini bisa ditemui di pohon salak, kelapa, kelapa sawit, tanaman palem maupun pohon buah yang memiliki rasa manis saat menjelang matang,” kata Saad, di Kebun Blok E Taman Buah Mekarsari, Jumat (8/3/2019).

Perbandingan ukuran Kumbang Badak betina (kiri) dengan Kumbang Badak jantan -Foto: Ranny Supusepa

Saad menjelaskan, Kumbang Badak menyukai tanaman Akasia, sehingga di Taman Buah Mekarsari, pohon Akasia sering ditanam di sekitar tanaman yang dilindungi dari serangan Kumbang Badak.

“Kami memang belum meneliti lebih dalam, mengapa Kumbang Badak menyukai Akasia. Kemungkinannya, Akasia mengeluarkan aroma yang menarik Kumbang Badak untuk menempel pada batang-batangnya. Sama halnya seperti lalat buah yang menyukai aroma selasih,” ujar Saad.

Untuk membedakan jenis kelamin Kumbang Badak, bisa dilihat dari ukuran tubuh dan culanya.

“Kumbang ini diberi nama Kumbang Badak, karena memiliki tanduk seperti cula di ujung kepalanya. Ukuran Kumbang Badak betina lebih besar dibandingkan kumbang jantan, dan bagian perut Kumbang Badak betina lebih besar,” papar Saad, sambil menunjukkan Kumbang Badak yang sudah diberi larutan pengawet.

Proses metamorfosis Kumbang Badak dari telur hingga menjadi dewasa sekitar satu tahun. Harapan hidup Kumbang Badak jantan sekitar delapan bulan, dan kumbang betina sekitar satu setengah tahun.

Lihat juga...