Titiek Soeharto: Masyarakat Mengeluh Ekonomi Sulit
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Siti Hediati Haryadi, mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi pada April mendatang. Yaitu, pemilihan calon legislatif (caleg), baik di DPR RI maupun DPRD di provinsi dan kabupaten/kota. Dan, yang paling penting adalah memilih presiden.
“Tidak terasa 17 April 2019, pesta demokrasi tinggal 70 hari lagi. Pada 17 April, merupakan momentum yang menurut saya adalah penting disadari oleh kita semuanya,” kata Titiek Soeharto, sapaannya, dalam sambutan Milad ke-38 Badan Kontak Majelis Taklim ( BKMT) di Sasana Kriya TMII, Jakarta, Selasa (5/2/2019).
Jelang pesta demokrasi ini, Titiek Soeharto menilai seakan bangsa ini terbelah menjadi dua kubu berlawanan. Padahal, sejatinya momentum ini harus disikapi secara arif, bijaksana dan cerdas.
“Kita harus arif dan bijaksana, karena proses pemilihan adalah proses biasa yang jadi hak kita sebagai warga negara, untuk menentukan pilihan kepada siapa amanat kepemimpinan bangsa Indonesia akan kita serahkan,” ujarnya.
Karena itu, sebut dia, kita tidak perlu terpancing dalam suasana perpecahan. Masyarakat Indonesia harus cerdas didasarkan dengan pikiran yang dapat diukur secara rasional.
“Kita semua sekarang mudah mengakses informasi untuk membandingkan, mana pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan bangsa ke depan,” tukasnya.
Titiek Soeharto menjelaskan, dari perjalanan dirinya keliling ke berbagai daerah di Indonesia, ia mendapati masukan dari masyarakat, tokoh agama, mahasiswa dan akademisi terkait permasalahan bangsa ini.
Mereka umumnya, kata Titiek Soeharto, mengeluhkan terkait kondisi ekonomi yang semakin sulit, harga-harga kebutuhan pokok semakin mahal. Juga tarif listrik dan biaya anak sekolah sangat mahal. Bahkan, para petani menjerit, karena bahan impor seperti beras, gula, garam, dan buah-buahan, semakin menyudutkan mereka pada situasi yang sulit.