Seni Bela Diri Tjimande, Lestari di Lampung Selatan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Seni bela diri pencak silat, tak hanya lestari di Pulau Jawa saja. Seni asli bangsa Nusantara ini juga masih eksis di Lampung Selatan. Salah satunya, seni bela diri silat Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (Kesti TTKKDH).

Oba Sobari, pemerhati kebudayaan dan seni pencak silat, menyebut, di wilayah Lamsel terdapat puluhan perguruan (peguron) persilatan aliran Tjimande. Setiap desa dan kecamatan, pelatih pencak silat perguruan TTKDH Desa Rawi, Kecamatan Penengahan, memiliki peguron dengan seni tari dan silat yang memiliki ciri khas.

Menurutnya, peguron memiliki sejumlah murid dari berbagai generasi. Seni pencak silat Ttjimande mulai diminati oleh generasi muda hingga kalangan dewasa, sebagai bentuk kesenian bela diri.

Oba Sobari, pelatih kesenian bela diri pencak silat TTKDH Desa Rawi,Kecamatan Penengahan,Lampung Selatan-Foto Henk Widi

Beberapa padepokan silat tersebut, rutin melakukan latihan sesuai jadwal yang ditentukan, untuk melatih kemampuan dasar sekaligus melatih gerakan seni dengan kekhasan setiap peguron.

“Upaya kami sebagai orang tua memperkenalkan seni budaya pencak silat kepada generasi muda, karena kebudayaan dan seni TTKDH memiliki nilai yang positif, sehingga harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya,” terang Oba Sobari, baru baru ini.

Pengenalan kebudayaan dan seni TTKDH, sebut Oba Sobari, dilakukan secara rutin dengan melakukan pengenalan ke wilayah yang belum memiliki peguron. Khusus di wilayah Kecamatan Penengahan, beberapa desa yang sudah memiliki peguron pencak silat aliran Tjimande, cukup banyak. Antara lain, Desa Rawi, Ruang Tengah, Kuripan, Kampung Baru, Way Kalam, Merambung, Kelaten, dan Gayam.

Lihat juga...