Sanggar Serindit, Lestarikan Budaya Riau di TMII 

Editor: Mahadeva

Latihan tari khas Melayu Riau, terdiri dari berbagai tingkatan. Setiap tiga bulan sekali, hasil latihan akan diujikan. Ujian sebagai penilaian layak tidaknya mereka naik kelas ke tingkat latihan berikutnya. Anak didikn Feri, sering tampil tidak hanya di acara yang digelar TMII. Seperti parade tari daerah, Taman Mini Menari, tetapi juga tampil di tempat lain. Penari dari Sanggar Serindit juga pernah tampil di Mal Bekasi, dalam acara Pekan Budaya Melayu. Juga sukses memeriahkan Malang Night Festival dengan meraih juara penampil terbaik.

Feri Yansah sedang melatih menari Zapin para peserta tari Sanggar Serendit di Anjungan Riau TMII, Jakarta, Jumat (8/2/2019) sore. Foto : Sri Sugiarti.

Sanggar Serindit juga menargetkan untuk bisa tampil di luar negeri mewakili negara Indonesia. “Usia sanggar baru empat tahun berdiri. Kalau anak kecil baru jalan, rasanya kalau ke langsung ke luar negeri masih belum. Tapi kalau ada rezekinya tampil di luar negeri, ya, senang ya,” ujarnya.

Feri bangga bisa melatih tari khas Melayu Riau di TMII. Menurutnya, TMII sebagai wahana edukasi pelestarian budaya bangsa. Hal itu dilakukan melalui sanggar seni yang ada di setiap anjungan daerah. Diharapkan generasi muda yang belajar tari daerah, mendapatkan ilmu menari yang baik. Sehingga bisa menari dengan teknik dasar gerakan yang benar, dan pada akhirnya bisa menjadi penari profesional.

Feri menyebut, adab orang Melayu itu, Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah. “Lengkapnya, Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, syarak mangato adat mamakai,” tambahnya.

Lihat juga...