Makan Singkong Digalakkan, Petani Balikpapan Sambut Bahagia

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

BALIKPAPAN — Sejak digalakkannya makan singkong sebagai alternatif pengganti beras pada 2018, petani di Kota Balikpapan menyambutnya dengan antusias. Bahkan penjualan perlahan naik, kendati tidak signifikan.

Singkong
Petani sekaligus pedagang singkong di Salah satu Pasar di Kota Balikpapan. Foto: Ferry Cahyanti

Salah seorang Pedagang sekaligus Petani, Arbayah mengaku penjualan singkong perlahan meningkat.

“Lumayan penjualan hari-harinya, mulai terlihat pada akhir-akhir ini. Biasanya hanya terjual dua karung tapi sekarang bisa terjual lima hingga 10 karung. Satu karung itu bisa 15 kilogram lebih isinya,” katanya saat ditemui disela aktivitasnya, Senin (4/2/2019).

Sedangkan untuk harga per kilogramnya tetap bertahan di Rp5.000.

“Saya jualnya Rp5.000 per kilogramnya, dan pembelinya biasa tidak menawar karena harga itu sudah murah. Pembeli biasanya pedagang keripik dan menu lainnya yang saat ini sudah banyak dimana-mana,” ucapnya.

Arbayah mengungkapkan yang dijualnya itu merupakan hasil tanamnya.

“Tinggal di Kilometer 12 juga berkebun singkong, dan kacang maupun ubi. Hasilnya dijual sendiri, kalau panen memang bersamaan dan rata-rata disana tanam itu. Karena perawatannya juga tidak susah,” beber Arbayah.

Dengan digalakkannya, Pemerintah Kota Balikpapan juga terus mensosialisasikan masyarakat untuk gemar makan singkong.

Bahkan pada HUT Kota Balikpapan ke 122 tahun ini, Balikpapan mengagendakan untuk pemecahan rekor Muri dalam penyajian mie singkong terbanyak yang digelar pada 10 Februari 2019.

“Mie singkong salah satu upaya kami untuk mensosialisasikan ke masyarakat untuk gemar makan singkong juga. Karena salah satu produksi petani yang dihasilkan di kota Balikpapan selain nanas,” ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan, Oemy Fasesly.

Lihat juga...