Alternatif Budi Daya Singkong di Lahan Terbatas

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANDUNG – Singkong atau ubi kayu merupakan jenis tanaman yang cukup banyak dibudidayakan oleh para petani di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pasalnya, tanaman tersebut relatif mudah dikelola, tidak membutuhkan modal besar, serta memiliki banyak manfaat.

Bahkan menurut Wahab (39), petani asal Desa Pinggirsari, Arjasari, Kabupaten Bandung, singkong merupakan tanaman yang wajib dibudidaya, meski di lahan terbatas.

Wahab, petani asal Desa Pinggirsari, Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat saat ditemui di kebun miliknya, Senin (16/8/2021). Foto: Amar Faizal Haidar

“Jadi kata orang tua, kalau kita menanam singkong Insyaallah tidak akan kelaparan. Walaupun misalnya di kebun kita tanaman utamanya ubi, atau jagung atau tanaman apa pun, tetap harus disisakan lahan buat singkong. Suatu saat kalau tidak ada beras, bisa makan sampe (singkong),” ujar Wahab, Senin (16/8/2021) di kebunnya.

Wahab juga menambahkan, tidak sedikit pula masyarakat setempat yang menanam singkong di pekarangan rumah mereka, meski lahannya tidak terlalu luas.

“Coba saja lihat, pasti ada pohon sampe di mana-mana. Nah satu lagi, sampe itu semua bagiannya bisa dimakan, sampe-nya, kulitnya, daunnya. Itulah kenapa tanaman ini harus ada,” tandas Wahab.

Sementara itu, Emen (65) petani setempat menyebut, bahwa singkong bisa ditanam hampir di semua jenis tanah. Ada pun cara melakukan pemeliharaan tanaman singkong dengan pemupukan pada 3 minggu sampai 4 minggu terlebih dahulu, atau setelah tanaman singkong telah mengeluarkan tunas dengan daun.

“Jangan lupa dikasih pupuk, terus dibersihkan rumput-rumput liar yang ada di sekitar tanaman, agar singkong yang ada di dalam tanah itu bisa tumbuh baik. Rumput liar ini dibersihkan selama 8 sampai 12 minggu pertama sejak tanam,” jelas Emen.

Lihat juga...