Kemenperin Edukasi Santri di Lamsel Manfaatkan Teknologi Digital

Editor: Satmoko Budi Santoso

Cakupan ruang lingkup pembinaan di antaranya pelatihan produksi, bantuan mesin pada pengolahan pangan dan minuman. Juga perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana, daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.

“Melalui kegiatan fasilitasi pemasaran digital dengan adanya workshop pemasaran, maka para santri bisa memulai berjualan hingga mengembangkan pasar melalui sejumlah platform jual beli tanah air yang sekaligus menjadi narasumber,” terang Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kerajinan, Gati Wibawaningsih, di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, Kamis (14/2/2019).

Sejumlah narasumber yang dihadirkan dari platform tempat jual beli daring karya anak bangsa disebut Gati Wibawaningsih akan ikut berbagi ilmu untuk meningkatkan ekonomi yang ada di pondok pesantren melalui sistem online.

Gati menambahkan, berdasarkan data Kemenperin, pada tahun 2017 sebanyak 54,68 persen populasi Indonesia (143,26 juta jiwa) telah menggunakan internet. Sebagian besar di antaranya sebesar 45,14 persen menggunakan untuk mencari informasi harga, sebanyak 16,83 persen melakukan transaksi jual beli melalui online.

“Sesuai data di atas potensi dunia digital terutama jual beli online harus bisa dimanfaatkan Pesantren Terpadu Ushuluddin yang telah memiliki produk yang mampu dijual di masyarakat,” beber Gati Wibawaningsih.

Menyikapi potensi pemasaran secara daring yang besar, Ditjen IKMA juga telah meluncurkan program e-Smart IKM. Hingga tahun 2018 sudah lebih dari 5945 pelaku IKM dari berbagai daerah yang mengikuti E-Smart IKM dengan total nilai transaksi sebesar Rp1,3 miliar . Pada tahun 2019 ditargetkan jumlah pelaku IKM  bisa mencapai total 10.000 IKM.

Lihat juga...