Tanggulangi Bencana, Tanggung Jawab Seluruh Lapisan Masyarakat

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Masyarakat harus mengetahui dan mengenal wilayahnya. Jika termasuk rawan bencana maka harus ada edukasi mitigasi bencana. Bukan hanya masyarakat saja, pelaku bisnis pun harus memahami hal ini.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyatakan, pengabaian akan kondisi alam dan bagaimana cara menghadapinya akan berakibat pada korban yang banyak.

“Kami sudah melakukan sosialisasi terkait daerah bencana di Indonesia, tapi kami menghadapi reaksi negatif dari beberapa pihak yang berwenang di daerah tersebut,” kata Daryono saat ditemui di Gedung C BMKG Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Daryono menyebutkan, sebenarnya posisi Indonesia yang memiliki banyak patahan dan gunung api memang memiliki risiko tinggi akan bencana.

“Misalnya, gunung api yang berada di laut dan memiliki potensi tsunami. Seperti Rekatonda, Fallway di Flores, Ruang dan Awi di Sangihe atau Gamalama di Ternate. Tapi dengan adanya sosialisasi tentang daerah mereka, maka kita akan mampu menurunkan risiko daerah terdampak bencana maupun risiko korban jiwa,” ujarnya lebih lanjut.

Pemahaman masyarakat yang tinggal di pantai rawan tsunami akan menimbulkan kewaspadaan bahwa tsunami tidak hanya mampu terjadi karena gempa tektonik biasa. Tapi juga karena longsoran.

“Kita memang belum mempelajari sejauh mana batasan longsoran yang mampu mengakibatkan tsunami. Tapi belajar dari kasus Selat Sunda kita tahu bahwa risiko itu ada,” kata Daryono.

Pemasangan alat monitoring peringatan dini merupakan salah satu yang akan dilakukan BMKG dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga. Dan juga dengan partisipasi masyarakat.

Lihat juga...