Sulit Pasokan Air, Petani di Bakauheni Terlambat Tanam Padi

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Petani padi di wilayah Dusun Muara Bakau, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel), mengalami keterlambatan penanaman padi.

Yono (36), salah satu petani padi menyebut, lahan seluas satu hektare yang digarap, kekurangan pasokan air. Meski hujan sudah turun di wilayah Lamsel, namun di wilayah Bakauheni hujan belum turun guna mencukupi kebutuhan air untuk pengolahan lahan.

Semenjak bulan Desember awal, ia mengaku, sudah menebar benih padi, namun lahan belum disiapkan.

Yono menyebut, penanaman bibit padi yang sudah disemai, normalnya dilakukan pada usia 30 hari. Namun akibat kondisi lahan sawah yang belum diolah, bibit padi yang akan ditanam sudah berusia sekitar 60 hari.

Yono bahkan menyebut, mengandalkan sumur gali untuk proses pengolahan sawah dengan menggunakan traktor tangan. Sistem bertahap pengolahan lahan sawah, diakui Yono, dilakukan untuk pembagian air akibat tidak adanya fasilitas irigasi di wilayah tersebut.

Pada lahan satu hektare yang digarap, Yono memastikan, proses pengolahan lahan membutuhkan waktu selama empat hari. Padahal pada kondisi normal air yang cukup, proses pengolahan lahan sawah hanya membutuhkan waktu satu hari, dan bibit padi langsung bisa ditanam.

Proses pengolahan lahan tersebut bahkan mempergunakan sistem bergilir menunggu pengaliran air yang disedot dari sumur gali.

“Mesin alkon untuk menyedot air digunakan untuk mengalirkan air ke petak sawah yang akan ditraktor. Setelah lahan dibajak dengan traktor, selanjutnya air dialirkan ke petak sawah yang masih kering. Selanjutnya dibajak,” terang Yono, salah satu petani padi di Desa Bakauheni, Lampung Selatan, saat ditemui Cendana News, Kamis (10/1/2019).

Lihat juga...